Wednesday, October 9, 2013

Ramadhan yang Penuh Cinta dan Cita (Kisahku)


Sudah hampir 8 bulan lamanya saya tidak menulis untuk blog ini, bahkan mengunjungi pun baru terlintas beberapa hari terakhir. Sibuk? Oh tentu tidak. Karena sampai saat ini saya belum mendapat kerja. ^^(menghela napas panjaangg).

Empat bulan terakhir, saya sudah mencapai titik jenuh dalam pencarian kesibukan (baca: kerja). Tapi, ketika kejenuhan itu muncul, Allah menggantinya dengan kegembiraan. Saya positif hamil, alhamdulillah. Saya dan suami terkejut dan sangat senang, terlebih mertua saya, ia sangat mengidam-idamkan kehadiran seorang cucu. :)

Kamipun mulai berdiskusi banyak hal tentang kehamilan dan lainnya, mulai dari kesehatan jasmani hingga kesehatan otak untuk calon buah hati kami kelak. Buku kehamilan pun saya baca perlahan. Susu untuk Ibu hamilpun sudah saya minum. Buah-buahan, sayur-sayuran, tidak mengonsumsi fast food, tidak ada makanan berMSG, tidak ada mie instan, semuanya saya jalani pelan-pelan dan dengan penuh kegembiraan. Maklum, mungkin karena hamil untuk pertama kalinya. 

Sampai suatu malam, kami lagi ngobrol santai tentang jenis kelamin, kami tidak prefer jenis kelamin tertentu, sedikasihnya dan yang penting sehat. Namun suami sudah menyiapkan nama jika ia laki-laki, sejak malam itu, kami selalu 'bercengkrama' dengan nama itu...

Namun...

Ketika kandungan saya menginjak minggu ke9, saya dan suami (excitedly!) memeriksakan kandungan saya, Anda tahu hasilnya? Dokter bilang, "I think there is something wrong with your pregnancy, you should have embrio by this time, but now you see (the doctor pointed to my womb's scan) it is empty, you only have sacs." Allahu Akbar!! Ingin rasanya saya nangis dan berteriak seketika di ruangan itu. Saya seperti dilempar batu berulang kali tepat di kepala saya, berat rasanya, ulu hati saya sesak. Namun lalu dokternya membuat saya sedikit lebih tenang dengan bilang, "But don't worry, sometimes it happens eventhough it is very rare, maybe the embrio will shows in another 2 weeks time." Ok, alhamdulillah, masih ada harapan...


Saya dan suami menyambut bulan Ramadhan dengan segala rencana hebat..

Kami berencana untuk mengunjungi (iftar+tarawih) di masjid yang berbeda sejak awal Ramadhan, dimulai dari yang terjauh.

Namun takdir berkata lain, tepat dihari ke17 ramadhan, di hari ke 10 setelah kunjungan pertama dokter kandungan, saya positif keguguran (miscarriage). Melihat dari tanda-tanda dan hasil scan, kemungkinan besar kehamilan saya ada blighted ovum (kehamilan kosong). 20% wanita hamil pernah mendapat case yang serupa.

Sesaat sebelum kunjungan kedua, saya pendarahan yang sangat hebat, rasanya? Hanya Allah dan saya yang tau bagaimana sakitnya. Orang kebanyakan bilang, bahwa keguguran itu jauh lebih sakit ketimbang melahirkan, 'allahu alam. Sangking sakitnya, si dokterpun berinisiatif untuk memberikan pain killer. Alhamdulillah Allah mengaruniakan, suami yang sabar dan jauh lebih tabah ketimbang saya. Alhamdulillah. 

[Jadi teringat nasehat Paman tepat setelah akad nikah, lebih kurang begini, "Kalian harus saling melengkapi, ketika Ridwan sedih dan terpuruk ; Nabila harus siap menghiburnya, ketika Nabila malas ; Ridwan harus rajin dan menyemangatinya. Hindari masa-masa ketika kalian dalam keadaan yang sama-sama dibawah, karena salah satu dari kalian harus bersiap 'mengangkat'."]

Rabbana hablana min azwajina wa dzuriyyatina qurrota 'ayun waj alna lil muttaqina imama...Aamin ya robb

Semoga Allah mengganti yang lebih baik, calon qurrota 'ayun bagi keluarga kecil kami, aamin.. 





No comments:

Post a Comment